Selasa, 26 Juli 2016

-We Need Mush we do-


ada 5 perkara yg pasti kita inginkan dan berusaha mendapatkannya..
1. wajah yg menarik
2. duwit yg banyak
3. sehat dan kuat
4. anak yg patuh dan sukses
5. tidur yg nyenyak tampa obat penenang
*hal itu mudah kita peroleh hanya butuh waktu 15menit saja..
bagaimana caranya???
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم
من ترك صلاة الفجر فليس في وجهه نور
nabi bersabda: barang siapa yg meninggalkan solat subuh maka wajahnya tak akan bercahaya
ومن ترك صلاة الظهر فليس في رزقه بركة
barang siapa yg meninggalkan solat dzuhur niscaya tak ada keberkahan dlm rizqinya
ومن ترك صلاة العصر فليس في جسمه قوة
barang siapa yg meninggalkan solat asar niscaya tak ada kekuatan dlm jasadnya
ومن ترك صلاة المغرب فليس في اولاده ثمرة
barang siapa yg meninggalkan solat maghrib niscaya tak ada buah hasil yg di petik dari anak2nya
ومن ترك صلاة العشاء فليس في نومه راحة
barang siapa yg meninggalkan solat isyak niscaya tak ada kenyamanan dalam tidurnya
‪#‎gampang_kaaaaaan‬....
So, kerjakan …amalkan… istiqomah, pasti 5 perkara ini ( wajah yg menarik, duwit yg banyak, sehat dan kuat, anak yg patuh dan sukses, tidur yg nyenyak tampa obat penenang) akan kita raih… amin..amin..ya robbal alamin.

Kamis, 21 Juli 2016

“Live for work or work for live” always with Smart Work.


Guys…, Manusia itu punya satu sifat dasar yaitu pemimpi. Sayangnya mimpi itu pada akhirnya berhenti disatu titik pilihan. Hidup untuk bekerja, atau bekerja untuk hidup?
kenapa kebanyakan orang sudah merasa puas hanya dengan ia bekerja dari pagi sampai malam atau dari malam sampai pagi, menjalani rutinitas sebagai pekerja yang menghabiskan sebagian besar waktu mudanya untuk mendapatkan gaji, saja. Padahal kalo dipikir lagi, harusnya tiap orang itu punya mimpi dan cita-citanya masing-masing, punya target yang harus ia capai dalam kurun waktu tertentu. Misalnya pengen jadi orang kaya, punya perusahaan gede, sukses berkarir, bisa bahagiain orangtua. Atau juga kepengen bikin sesuatu yang bisa “mengubah dunia”, jadi orang yang bermanfaat buat orang lain, bisa ngebantu nyelesein masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat, atau sekedar berbagi apapun yang bisa nyenengin orang lain. Manusia itu punya satu sifat dasar yaitu pemimpi.
Well guys, Ada nih orang yang bisanya cuman bermimpi, punya angan-angan besar, pengen ini dan itu tapi nggak pernah ada action buat wujudin mimpinya itu. Yang agak mendingan dikit ada juga. Kayak kebanyakan temen-temen kita atau bahkan diri kita sendiri mungkin (ambil kaca) yang punya segudang impian, tapi sayangnya impian itu ya stkitart-stkitart aja. Paling mentok sebelas dua belas sama sebelah.
Masih inget nggak guys, dulu jaman masih TK atau SD selalu ditanya(buat yang masih ingat dan SDor TKnya zaman yahun 90’an) “kalo udah gede mau jadi apa?” dan kamu punya jawaban apa? Dokter? Guru? Pilot? Atau masinis? Nggak cuman diajarin untuk patuh sama aturan “didikte”, menggambar pemkitangan dengan pola yang itu-itu aja, juga pelajaran mengarang yang dibatasi dengan aturan-aturan tertentu. Tapi imaginasi akan mimpi sama cita-cita juga dibatasin.
Satu hal yang harus dirubah, mindset soal bagaimana menjadi pemimpi yang nggak cuman bisa bermimpi doang, juga bagaimana harus berani punya mimpi besar dan beda sama mimpi-mimpi kebanyakan orang.
Kayak kata banyakan orang, punya mimpi gede itu satu keharusan. Diatas langit masih ada langit lagi, nah itu cita-cita harus setinggi gitu, kalo bisa malah lebih. Kalo punya mimpi gede, cita-cita yang tinggi, harusnya kita akan terdorong buat selalu mencapai apa yang jadi goalnya kita. Nggak cuman cita-cita stkitar yang goalnya cuman karena nurutin apa kata orangtua. Malah bisa jadi lho, mimpi besar yang jadi kenyataan itu nggak cuman bawa pendapatan yang lumayan tapi juga punya impact yang besar buat orang lain. Siapa tau!
Guys Nggak usah takut bermimpi sih. Wong mimpi itu nggak bayar kok, ngapain takut bermimpi. Ya nggak? Kecuali kamu udah hilang akal alias nggak waras sih boleh aja nggak punya mimpi. Tapi perlu diinget, mimpi aja nggak cukup. Harus ada usaha buat realisasiin biar bisa jadi karya nyata, syukur-syukur bisa jadi manfaat buat banyak orang.
Indonesia itu budayanya masih budaya kawakan, jaman dulu yang belum bisa move on. Soal impian apalagi, masih kebawa sama budaya dan tradisi yang kentel menyebar di masyarakat. Masih harus manut sama apa kata orang tua, yang kita kalo udah lulus sekolah harus kerja kantoran lah, harus jadi pns lah, cari kerja yang gajinya gede lah, juga cari kerja yang dapet pensiunan.
Okayh balik lagi ke tema kita tentang bekerja “Live for work or work for live” , Otak Kita adalah mesin yang luar biasa, penuh dengan lapisan-lapisan potensial yang menunggu untuk dibuka dan diakses. Dalam era pekerjaan yang super sibuk ini, sangat mudah kita berpikiran bahwa kerja keras dan konstan adalah etos kerja yang dibutuhkan.
Guys, Salah satu tkita yang jelas dari seseorang yang bekerja cerdas adalah bahwa mereka tidak bekerja lebih banyak dari orang lain. Orang-orang yang bekerja cerdas tidak perlu menghabiskan lebih banyak jam kerja – mereka telah dengan bijaksana menghabiskan waktu kerja mereka yang didelegasikan dan juga telah dengan bijaksana memanfaatkan waktu diluar jam kerja.
Yang hartus kita keta ketahui ne guys, Penelitian telah menunjukkan bahwa otak kita didesain untuk bekerja lebih cerdas dibanding keras – kita hanya harus bersedia untuk mengubah kebiasaan kita seputar cara kita bekerja dan belajar. Jika kita siap untuk merubah pola kita dan mulai membuat kemajuan nyata melalui optimalisasi cara kita bekerja serta meningkatkan efektivitas waktu yang kita gunakan, bacalah terus artikel ini. Tips ini akan membantu kita untuk bekerja lebih cerdas, bukan lebih keras. Tips ini telah didukung oleh penelitian dan kita dapat mulai memasukkannya ke dalam rutinitas harian kita hari ini.
Beristirahatlah. Penelitian memberitahu kita melalui ritme ultradian bahwa otak kita hanya bisa fokus tanpa istirahat selama sekitar 90 menit. Jika kita perlu mengambil istirahat kecil, mungkin 15 menit atau lebih, setiap 90 menit bekerja, maka kita akan menyegarkan dan mempertajam otak kita. Sebuah periode istirahat kecil dari otak akan membantu otak untuk mengatur ulang fungsinya bahkan pada tingkat yang lebih tinggi setelah kita kembali bekerja sehabis istirahat.
Lakukan kreativitas. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang memiliki hobi kreatif di luar tempat kerja tampil lebih baik ketika mereka bekerja. Orang-orang ini lebih siap untuk kreatif memecahkan masalah di tempat kerja.
Mengatur ulang daftar pekerjaan yang harus dilakukan (to do list). Nah, pertama-tama, miliki daftar ini. Idealnya, kita harus menulisnya pada malam sebelum pekerjaan dimulai. Tapi begitu kita memilikinya, daftar pekerjaan ini belum akan membantu kita untuk bekerja lebih cerdas. Sebaliknya, mulailah daftar kita dengan hal-hal yang paling penting untuk dilakukan pertama kali. Cobalah untuk membatasi hal-hal yang paling penting sebanyak tiga pekerjaan selama satu hari. Setelah itu baru dilanjutkan dengan tugas-tugas yang kurang penting. Energi segar kita di pagi hari harus kita gunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas penting, sementara kita dapat menangani tugas-tugas yang lebih mudah di kemudian hari.
Buatlah batasan. Jangan bersedia bekerja sepanjang waktu. Tetapkan batas-batas mengenai berapa banyak kehidupan pribadi kita masuk ke dalam pekerjaan kita, begitu juga sebaliknya. Jangan menjawab email kerja ketika kita telah berada di rumah dan juga tidak membiarkan hal-hal rumah tangga untuk mengganggu pekerjaan kita terus-menerus.

Identifikasi pembuang waktu. Apakah kita menemukan bahwa kita diam bekerja dan masuk ke media sosial terlalu sering? Atau mungkin kita terlibat dalam percakapan non-pekerjaan terlalu gampang dan terlalu lama? Identifikasi hambatan yang datang antara kita dan produktivitas kita dan hilangkan mereka. Kita dapat mengejar ketertinggalan dengan media sosial dan percakapan di waktu berikutnya, waktu yang memang telah kita sisihkan.
Semoga sedikit artikel ini dapat menjadikan efektivitas dan efisiensi kinerja kita bisa terus meningkat menjadi lebih baik. Amin, amin, ya robbal alamin.

5 Pilar Merajut Keluarga Sakinah


Siapa seh yang tidak mendambakan keluarga sakinnah??? Yang disertai dengan mawaddah wa rahmah didalamnya… ooowww, tentu semua orang sangat mendambakanya …begitu juga dengan penulis.
Well guys, seperti yang kita ketahui, masyarakat adalah cerminan kondisi keluarga, jika keluarga sehat berarti masyarakatnya juga sehat. Jika keluarga bahagia berarti masyarakatnya juga bahagia. Bukan begitu??? Ada beberapa artikel yang saya kumpulkan dan saya kembangkan sendiri...hehhehehe. disini saya akan menulis 5 pilar membentuk keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, nah.. diantaranya sebagai berikut:

1. Dalam keluarga itu ada mawaddah dan rahmah (Q/30:21). Mawaddah adalah jenis cinta membara, yang menggebu-gebu dan "nggemesin", sedangkan rahmah adalah jenis cinta yang lembut, siap berkorban dan siap melindungi kepada yang dicintai. Mawaddah saja kurang menjamin kelangsungan rumah tangga, sebaliknya, rahmah, lama kelamaan menumbuhkan mawaddah.

2. Hubungan antara suami isteri harus atas dasar saling membutuhkan, seperti pakaian dan yang memakainya (hunna libasun lakum wa antum libasun lahunna, Q/2:187). Fungsi pakaian ada tiga, yaitu
(a) menutup aurat,
(b) melindungi diri dari panas dingin, dan
(c) perhiasan.
Suami terhadap isteri dan sebaliknya harus menfungsikan diri dalam tiga hal tersebut. Jika isteri mempunyai suatu kekurangan, suami tidak menceriterakan kepada orang lain, begitu juga sebaliknya. Jika isteri sakit, suami segera mencari obat atau membawa ke dokter, begitu juga sebaliknya. Isteri harus selalu tampil membanggakan suami, suami juga harus tampil membanggakan isteri, jangan terbalik di luaran tampil menarik orang banyak, di rumah "nglombrot" menyebalkan.

3. Suami isteri dalam bergaul memperhatikan hal-hal yang secara sosial dianggap patut (ma`ruf), tidak asal benar dan hak, Wa`a syiruhunna bil ma`ruf (Q/4:19). Besarnya mahar, nafkah, cara bergaul dan sebagainya harus memperhatikan nilai-nilai ma`ruf. Hal ini terutama harus diperhatikan oleh suami isteri yang berasal dari kultur yang menyolok perbedaannya.

4. Menurut hadis Nabi, pilar keluarga sakinah itu ada empat (idza aradallohu bi ahli baitin khoiran dst);
(a) memiliki kecenderungan kepada agama,
(b) yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang muda,
(c) sederhana dalam belanja,
(d) santun dalam bergaul dan
(e) selalu introspeksi.

5. Menurut hadis Nabi juga, empat hal akan menjadi faktor yang mendatangkan kebahagiaan keluarga (arba`un min sa`adat al mar'i), yakni
(a) suami / isteri yang setia (saleh/salehah),
(b) anak-anakyang berbakti,
(c) lingkungan sosial yang sehat , dan
(d) dekat rizkinya.

Kini saatnya bagi kita semua untuk merenunginya, melakukan refleksi diri,introspeksi diri, apakah kita sudah berjalan pada koridor yang diinginkan oleh Allah dalam menjalakan kehidupan berumah tangga ataukah belum...???
semoga artikel ini bermanfaat untuk dapat mewujudkan sebuah keluarga yang sakinah,Mawaddah Wa rahmah... amiin..amiin ..ya mujibbasa'ilin...

Rabu, 20 Juli 2016

Menuju Keluarga Sakinnah, Mawaddah, Wa Rahmah

Siapa sih yang gak mendambakan Rumah tangga yang ideal dan sempurna, harmonis dan bebas dari konflik ? tentu saja ini menjadi dambaan setiap pasangan suami istri. Dan bisa dibilang sayapun juga menginginkan seperti itu. Tapi , tentunya riak-riak kecil dalam hubungan pernikahan itu, pasti akan terjadi. Dan pada suatu titik itu kita akan menemui perbedaan pendapat, perselisihan, hingga pertengkaran. Hal ini wajar dan normal, selama masih berada dalam kendali kedua pasangan.
Saya akan share beberapa artikel yang pernah saya baca, dan mudah-mudahan ini bermanfaat buat kita semua dan bisa membantu kita untuk membangun rumah tangga yang lebih kokoh dan harmonis, sakinnah mawaddah wa rahmah. Amin..
1. Dengarkan
Langkah pertama dan paling dasar dalam mengatasi masalah rumah tangga adalah mendengarkan dengan baik berbagai problem maupun berbagai hal yang dinilai kurang "sreg" di hati pasangan. Sebelum mengungkapkan masalah yang kita miliki, akan lebih baik jika terlebih dahulu mencoba mendengarkan dari sudut pandang suami atau istri.
Cobalah untuk menjadi pendengar yang baik. Jangan memotong pembicaraan sebelum sang pasangan selesai menuturkan semua permasalahannya kepada kita. Saat mendengarkan, pikirkan pula langkah selanjutnya yang akan kita ambil, jangan sekedar masuk telinga kiri dan keluar melalui telinga kanan.
2. Berpikir dari sudut pandang pasangan
Setelah kita mendapat gambaran dari sudut pandang pasangan, cobalah untuk memandang masalah yang dihadapi dari perspektif pasangan. Hal ini berguna untuk benar-benar memahami posisinya dalam masalah yang sedang kita berdua hadapi. Pikirkanlah konsekuensi, kerugian, kesedihan, atau bahkan rasa sakit yang harus ditanggung sang pasangan.
Ingat, tahap ini sangat penting dan jangan pernah dilewatkan. Kemampuan untuk memahami pasangan sangat penting, apalagi jika kita berposisi sebagai seorang pria. Wanita memiliki perasaan sensitif yang harus selalu dijaga.
3. Nada suara
Ketika sedang berdiskusi tentang berbagai problem dan masalah rumah tangga, perhatikanlah nada suara anda. Kemarahan dan perasaan tidak enak dari lawan bicara sebagian besar timbul karena cara kita mengungkapkan suatu hal. Walaupun sebenarnya hal yang kita ungkapkan tidak menyinggung perasaan, namun kita mengucapkannya dengan nada suara yang salah, hal ini bisa menimbulkan kemarahan dan kesalahpahaman.
Cobalah untuk menghindari berbicara dengan nada suara tinggi. Untuk kaum wanita, jangan merepet dan mencecar suami dengan berbagai pernyataan dan pertanyaan. Bicara dengan tenang, dan beri jeda agar pasangan kita memiliki waktu untuk mengungkapkan pikirannya.
4. Ingat komitmen yang sudah disepakati sebagai pasangan
Jika masalah rumah tangga yang dihadapi begitu berat sehingga membahayakan stabilitas hubungan berdua, ingatlah komitmen ketika memutuskan untuk hidup bersama. Sadarilah bahwa masalah akan selalu ada dalam hidup manusia, dan jangan biarkan sedikit rintangan menghancurkan komitmen dan janji suci yang sudah diungkapkan sebelum menikah.
Ada berbagai unsur yang bisa digunakan untuk mengingatkan komitmen yang sudah dibangun dengan pasangan, seperti masa depan anak, investasi, maupun mimpi-mimpi yang ingin diwujudkan bersama keluarga. Faktor-faktor seperti agama, status sosial, maupun prinsip hidup juga bisa menjadi pertimbangan tersendiri.
5. Saling terbuka
Komunikasi yang sehat mutlak diperlukan untuk membangun rumah tangga yang harmonis. Kunci untuk komunikasi yang sehat dalam keluarga adalah keterbukaan. Menjalin rumah tangga berarti siap untuk membuka diri kita sepenuhnya pada pasangan dan tidak menyimpan rahasia tertentu dari orang yang kita cintai.
Kembangkan juga sikap saling terbuka untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh kita berdua. Jangan saling memendam emosi, karena emosi yang dipendam selama beberapa saat bisa meledak menjadi sebuah bom waktu yang menghancurkan rumah tangga yang dibangun dengan susah payah.
6. Bicarakan masalah dalam suasana yang tepat
Timing adalah satu lagi faktor penting yang harus diperhatikan jika ingin menyelesaikan problematika rumah tangga dengan baik. Kita harus tahu kapan saat harus mengungkapkan masalah yang kita miliki dan kapan harus menundanya. Perhatikan benar-benar kondisi diri kita dan pasangan saat ingin membicarakan sebuah problem yang vital.
Pastikan untuk membicarakan masalah saat kondisi fisik maupun emosi kita berdua dalam keadaan stabil, sehingga solusi bisa dipikirkan dengan kepala dingin. Mood yang baik juga sangat membantu untuk mencari penyelesaian yang menguntungkan kedua belah pihak.
7. Kontrol emosi
Satu poin lagi yang paling penting, jangan emosional saat membicarakan sebuah masalah rumah tangga, apalagi saat mengambil keputusan dan menentukan solusi. Emosi yang tidak terkontrol bisa merubah sebuah diskusi menjadi pertengkaran hebat yang bisa meninggalkan luka yang sangat dalam bagi anda, pasangan, maupun anggota keluarga yang lain.
Saat kita merasa emosi sudah memuncak, jangan ragu untuk mengakhiri pembicaraan. Ingat, sebelum mengungkapkan kata-kata atau melakukan perbuatan yang bisa menyakiti pasangan, pikirkanlah baik-baik. Jangan sampai emosi sesaat merusak hubungan yang sudah dibangun selama bertahun-tahun.
8. Bantuan dari pihak ketiga
Sebisa mungkin, masalah rumah tangga sepantasnya diselesaikan secara internal saja, tanpa campur tangan dari pihak luar. Namun jika kitaberdua menemui jalan buntu, maka jangan ragu untuk meminta bantuan dari pihak keluarga kitaatau pasangan. Tentu saja hal ini harus dilakukan dengan persetujuan kedua belah pihak, dan tidak serta merta mengundang pihak dari luar tanpa sepengetahuan pasangan.
Jika ingin lebih netral dan profesional, kitabisa mengikuti konseling atau meminta nasihat psikolog. Konseling seperti ini biasa disebut sebagai marital counseling, dan sudah biasa dilakukan oleh pasangan-pasangan di negara barat.
9. Biarkan cinta berbicara
Sebesar apapun masalah rumah tangga yang dihadapi, ingatlah bahwa kita(anda & pasangan) berdua pernah dan masih saling mencintai. Gunakanlah rasa cinta tersebut sebagai sumber energi untuk membantu kita (anda & pasangan) dan pasangan mengatasi gelombang masalah yang menimpa. Saat sedang bertengkar, cobalah ingat saat-saat di mana cinta kita (anda & pasangan) berdua sedang kuat-kuatnya, seperti pada saat pacaran atau periode awal menikah.
Berhubungan intim juga bisa sangat membantu untuk mengatasi masalah rumah tangga, setidaknya meyakinkan bahwa di antara kita (anda & pasangan) berdua masih terjalin sebuah ikatan yang kuat dan spesial. Rasa cinta adalah salah satu elemen paling ampuh yang bisa digunakan untuk menghindari pertengkaran dan memperkuat bahtera keluarga.
10. Cari jalan tengah yang menguntungkan kedua belah pihak
Setelah kita(anda & pasangan) melakukan sebagian atau semua poin di atas, maka tibalah saatnya untuk mengambil keputusan dan menemukan solusi. Tujuan utama dalam mengatasi masalah rumah tangga adalah dengan menemukan win-win solution alias solusi yang menguntungkan bagi kita (anda & pasangan). Jangan mengambil solusi yang berat sebelah atau yang merugikan salah satu pihak.
Saat memutuskan sesuatu, pastikan bahwa pasangan kita menyetujui keputusan tersebut, dan kita juga merasa sreg untuk menerimanya. Langkah selanjutnya adalah berkomitmen terhadap solusi dan keputusan yang sudah diambil, dan menggunakan masalah yang dihadapi menjadi sebuah pengalaman berharga yang bisa membuat diri kitamaupun pasangan menjadi lebih bijaksana dalam menghadapi hidup. Semoga tips-tips ini bermanfaat dan berguna.
Dan semoga rumah tangga kita menjadi rumah tangga yang sakinnah, mawaddah warahmah.. amin..