Minggu, 22 Januari 2017

Belajar dari Takbir; Siapakah yang paling besar? "Self Reminder"



Well guys hari ini aku akan menulis tulisan tentang takbir, ya ini memang beda dengan tulisanku sebelum-sebelumnya,

Okayh simak dan perhatikan, tapi gak usah melotot-melotot amat yak, heheheh… “becanda”

saya (lebih tepatnya kita) mengenal 2 takbir di dalam shalat yang kita lakukan minimal 5 kali dalam sehari. Dua takbir tersebut adalah (1) "takbiratul ihram" dan (2). takbiratul intiqal", (sudah diingat kan??? Well, mari kita lanjut lagi..

(1). Takbiratul Intiqal adalah takbir yang menandai perpindahan gerakan di dalam shalat dari satu gerakan ke gerakan yang lainnya. Misal, dari berdiri ke ruku' dan sujud, dari sujud menuju ke duduk dst. Secara bahasa kata intiqal sendiri berarti pindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Bisa dimengerti kan tulisan saya… , okayh mari kita lanjut.,..
Sedangkan, (2). takbiratul ihram adalah takbir yang dilakukan saat seseorang akan memulai melakukan shalat, atau takbir ini disebut juga dengan takbir permulaan karena, takbir ini dilakukan pada permulaan melakukan shalat. Did you get my word??? Mari lanjut….
Okayh kita bisa baca lagi dikalimat sebelumnya, Ada hal yang menarik untuk mendapat perhatian kita di dalam takbir permulaan ini, yakni kata "al ihram". Okayhlah sekarang mari kita kupas jelas dan kita kupas tajam maksud dari kalimat ini.
Kalau tadi saya sudah menjelaskan kalau takbir perpindahan disebut dengan takbiratul intiqal, yang memang kata intiqal berarti perpindahan(berpindah), sedangkan takbir permulaan di dalam shalat disebut dengan takbiratul ihram, yang secara bahasa kata "ihram" berarti mengharamkan atau melarang. (bukan begitu kah dalam kebahasaan, itu kalau saya tidak salah mengartikanya..?heheheheh…

Pertanyaan yang ada dibenak saya selama ini, apa yang diharamkan atau dilarang?

well, yang saya pahami dalam hal ini adalah Yang diharamkan atau dilarang adalah semua pekerjaan, baik secara lisan atau anggota badan yang tidak ada hubungannya dengan shalat semuanya dilarang atau diharamkan untuk dilakukan. Maka ketika seseorang sudah ber "takbiratul ihram", ia dilarang berbicara, menulis dan melakukan pekerjaan apapun yang jika dilakukan bisa membatalkan shalatnya. (mungkin seperti itu pemahaman yang saya tangkap)..hehehhe
Okayh kita lanjut lagi…
Dan Kemudian kita bisa mencermati lagi, sebenarnya apa sih pengertian takbir itu sendiri? Kan Sering kita mengatakannya, mari kita besarkan Allah dengan membaca takbir, kita sucikan DIA dengan membaca tasbih dst....
Sepertinya semakin melolot membeca tulisan ini..(hehheeh)
Biar tidak penasaran, mari kita lanjutkan lagi , yuksss…mari
Wel guys, Hakikat takbir bukan membesarkan Allah, karena sesungguhnya Allah sudah Maha Besar yang tidak membutuhkan apapun dari ciptaanNya, sehingga tidak ada alasan bagi makhluq ciptaan Allah yang lemah ini untuk membesarkanNya.
Jangan sampai seseorang mempunyai anggapan bahwa Allah memerlukan untuk dibesarkan dengan kalimat atau kata takbir. Seandainya seluruh ciptaanNya tidak membaca takbir, kebesaran Allah tidak akan berkurang. Pun juga seandainya seluruh ciptaanNya bertakbir tiada henti sepenjang hidupnya, tidaklah akan menambah kebesaran Allah. (bukan begitu, Allah maha besar dan selamanya Allah itu Besar).
okayh kita lanjut pembahasanya.... (jangan melolot ya)hehheeh

Apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan takbir atau kalimat Allahu Akbar itu?
Mari Simak lagi tulisan saya lagi, (ingat ya.. gak usah melotot-melotot)hehheeh
Yang saya pahami, Hakikat takbir adalah pengakuan diri bahwa diri manusia itu sangatlah kecil, bahkan amat sangat kecil, tiada berdaya apapun, intinya itu kita sangat kecil. (bukan begitu). Jika seseorang masih punya anggapan bahwa dirinya mempunyai kebesaran atau dengan kata lain, merasa besar maka sebenarnya ia tidak bertakbir sekalipun mulut mengucap Allah Akbar. (ya walaupun dia Sholat sekalipun).
Tambah melotot ataukah semakin bosan dengan tulisan ini(jngan dech, kan belum selesai, mari kita lanjut biar pas bacaanya.

Kenapa tadi saya mengatakan Jika seseorang masih punya anggapan bahwa dirinya mempunyai kebesaran atau dengan kata lain, merasa besar maka sebenarnya ia tidak bertakbir sekalipun mulut mengucap Allah Akbar. (ya walaupun dia Sholat sekalipun). Tentu hal tersebut musti terus diperjuangkan oleh siapapun manusia sebagai makhluq ciptaanNya. Karena sifat kesombongan,keangkuan dan berbagai sifat jahat yang lainnya selalu menghantui manusia siapapun orangnya.
Yang biasa kita lihat dan kita ketahui (Merasa lebih terhormat dari yang lainnya karena keturunan, merasa lebih hebat karena memiliki jabatan dan kekuasaan, merasa lebih suci karena banyak beribadah dan lainnya yang semua itu adalah sifat syetan atau iblis yang mendarah daging pada setiap manusia.) naudubillah…

إن الشيطان يجري مجر الدم
"Sesungguh sifat syetan itu berjalan mengikuti aliran darah manusia".

Inilah kutipan kalimat arab yang saya ambil, okayh mari kita lanjut mengapa saya bisa ambil kutipan tulisan arab ini,
Yang kita ketahui bahwa Siapapun manusia mempunyai sifat syetan atau iblis ini. Para Nabi dan Rasul Allah mempunyai sifat ini, hanya mereka mendapatkan penjagaan (makshum) dari Allah, para kekasih Allah mendapatkan perlindungan (mahfudz) dari Allah sedangkan, para Ulama' dengan ilmunya. Lalu manusia pada umumnya?
Bisa dikatakan bahwa Seseorang yang masih belum mampu menemukan kelebihan orang lain karena, ia masih menganggap bahwa dirinya lebih berharga, lebih terhormat, lebih kaya, lebih pintar dan lebih-lebih yang lainnya karena apapun maka, sebenarnya ia belum bertakbir, belum sadarkan diri dan memiliki pengakuan diri bahwa diri manusia itu sangatlah kecil, bahkan amat sangat kecil, tiada berdaya apapun.
Wallahu A’lam ….

Kamis, 19 Januari 2017

SUCCES

Welcome 2017...selamat tahun baru..
Iya benar sekali , sekarang kita berada pada tahun 2017, tahun dimana ini adalah tahun modern (kata orang-orang zaman dulu) yaps dimana Zaman serba modern dan banyak menuntut orang untuk hidup serba canggih. Mau minum tinggal pencet, tak perlu ambil air dan rebus terlebih dahulu. Mau masak tinggal colok ke listrik. Mau makan tapi males masak, tinggal pesan lewat ojek online. Semua canggih. Semua praktis.. itulah 2017.
Wajib nee kita tahu dan matapun juga harus terbuka "tapi gak usah melotot-melotot kali"hahhahahah .
Dizaman modern seperti ini, kita gak boleh sampai ketinggalan segala hal, jangan sampai dech kuper ditahun ini, apalagi gaptek... oouuuhhh..... "bikin minder pastinya.
apakah benar orang sukses itu orang yang tidak gaptek ? orang kaya raya dan hartanya berlimpah??atau bahkan orang yang hari-harinya selalu berkeliling dunia???

Stop
jangan punya pikiran kalau orang yang sukses itu pasti orang kaya, orang yang banyak uang...orang yang suka update di sosmed tentang gudget yang selalu baru tia harinya.. bobobo... selain itu pasti semua orang berpikir kalau orang yang sukses itu yang mempunyai profesi canggih sebagai cita-cita (yang dianggap) mulia dan hmm, bergengsi, mungkin!!!. Dokter, Direktur, Pengacara dan sederet pekerjaan dengan titel (kalau bisa titelnya lebih dari satu) hehe, Anda mungkin juga sempat berfikir kalau orang sukses adalah mendirikan startup.hohooh. Tak ada lagi cita-cita jadi petani, peternak, atau tukang angkut sampah dan mendaur ulangnya. ini adalah persepsi orang yang salah don't follow it!!

sebenarnya definisi sukses menurut saya pribadi adalah orang yang selalu mempunyai ketenangan hati...
disamping itu dari beberapa artikel yang pernah saya baca,saya bisa mengambil kesimpulan kalau orang yang sukses itu :
1. orang yang Bebas dari hal-hal yang membuat rugi, sakit, dan memperburuk keadaan diri (An-najaat),
2. orang yang Mendapatkan dan meraih keadaan dan kondisi yang layak, baik dan sentosa (Al-falaah),
3. orang yang Tercapainya harapan serta cita-cita (Al-fauz),
4. orang yang Menang dan berhasil menaklukkan berbagai rintangan (Al-fauz wa an-najaat),
5. orang Menggapai 'keabadian' hidup (al-falaah),
6. dan orang yang keberadaannya dikenang secara positif sepanjang sejarah, mendapatkan kehidupan damai (kekal) di dunia dan kehidupan akhirat.

well guys, Mari kita jadikan apa yang ada ada diri kita saat ini sebagai anak tangga untuk menuju akhir yang abadi kelak di akhirat. Selama kita masih diberikan nafas, maka belum terlambat untuk memperbaiki semuanya. Selama kita masih hidup, maka masih ada kesempatan bagi kita untuk menata dan mengkonsep ulang arti kesuksesan..